Skip to main content

Cara Memanen Benih Ikan Lele dan Gurami

Menggiring Ikan
Bagi teman-teman yang belum pernah melihat Cara Memanen Benih Ikan Lele dan Gurami, pada postingan kali ini aku ingin bercerita tentang cara memanen benih ikan lele dan gurami. Pengalaman ini aku dapatkan pada hari rabu, 23 januari 2013 lalu. Awal ceritanya kayak gini nih.
Temenku: “Kiki arep meng Indramayu, melu ble? Baka melu koe motore ente ditaro neng umae qita be”. (Besok mau ke Indramayu, ikut gak? Kalo ikut nanti motor kamu ditaruh di rumah saya aja). Setelah 4 jam berlalu, gara-gara lupa kebiasaan kalau orang di sms itu harus ngbales smsnya. Eh, ini malah cuma bales lewat batin aja.
Aku: “Ning Indramayu pan ngapa? Jam pira”. (Di Indramayu mau apa? Jam berapa?).
Temenku: “Ngirim iwak, jam 8″. (Ngirim ikan, jam 8).
Percakapan via pesan singkat tersebut adalah percakapan antara aku dan Sniper dari Cirebon Barat, kecamatan Palimanan. Sahabat yang biasa aku kerjain kalau masalah jalan sana jalan sini. Tekor sana tekor sini. Dia memiliki usaha pembenihan ikan lele, ikan guramih dan patin. Secara khusus dia juga memiliki satu petak kolam yang biasa dia urus di sela-sela kesibukan perkuliahan sebagai mahasiswa Pendidikan IPA Biologi. (Rada nyambung ama jurusannya juga ni anak punya hobi).

Keesokan harinya setelah aku dibangunkan pukul 07.00 WIB, mandiin sana mandiin sini pun sukses kulakukan dengan cepat, mandi ala bujang jomblo. Sekalian mengantar adik ponakanku sekolah dengan motor bututku yang khas suaranya “treet treet treet” memecah ketenangan warga sekitar, kalo lagi apes bisa kena timpuk tetangga sebelah aku pun langsung cauw dari Daerah pusat Pemkab Cirebon, kecamatan Sumber menuju Palimanan dengan kecepatan orang ngantuk. Dan seperti biasanya, tak jarang si Biru mengumbar aura bali ke pengguna jalan lainnya. Wuussssh, druuuuuut dari arah belakang motor berwarna orange nyalip nantang balap. Waah, mangsa empuk ni bisa dikibulin dengan mudah. Kebetulan di arah depanku ada motor dari genre street fighter keluaran si Garpu Tala dapat dengan mudah ku buntuti dengan gaya si pengekor setia. Treet treet treeeeeeeet, motor orange itu pun harus gigit jari kalo aku bisa dengan mudah mengekor ke motor gede.  Selamat, anda harus mengekor motorku dan nikmatilah asap yang mengepul dari knalpotku.
Setengah jam berlalu aku memarkirkan motor di depan rumah SniperKemudian ku baca sms dari dia, “langsung ning kebon bae” (Langsung ke kebuna aja). Waduwh, ta kirain udah siap ni anak. Udah ganteng ganteng kayak gini masa suruh ke kebun. 
Ku melangkah dengan gontai menuju kebun yang dia maksud. Kususuri jalan setapak di tepian saluran drainase yang airnya, woow super kotor. Tapi, tak apalah demi memenuhi keinginanku untuk jalan-jalan ke Indramayu. Kabupaten yang belum kusentuh sama sekali selama dua tahun aku tinggal di Cirebon.
Sesampainya di area kebun, wuiih,,,, lagi ngapain tuh orang pada jongkok-jongkok di depan baskom gede dengan dua orang, Bapak dan teman yang membantunya.
23012013002
Setelah ku tanya, ternyata mereka sedang menghitung bibit ikan guramih satu per satu. Ukuran ikan bibit ini berumur sekitar satu bulan. Ukurannya sebesar lidi dan panjangnya sekitar 1,4 cm. Cara penghitungannya pun cukup unik, karena menuntut kecermatan dan kecepatan hitung yang tepat. Mereka menghitungnya menggunakan sendok berukuran besar. Satu kali mengambil kadang-kadang 5 ekor, 4 ekor, 3 ekor. Itu artinya  harus dijumlahkan secara cepat agar mendapat jumlah hitungan yang tepat. 4 + 5 + 6 +3 +2 + 1 =………………. ? hitung sendiri. Begitu mencapai 100 ekor dengan penanda sederhana dari daun pisang yang disobek.

23012013007
Benih ikan guramih ini akan di kirim ke Indramayu atas pesanan salah satu petani ikan di sana. Dari hasil penghitungan didapatkan benih ikan sekitar 5780 ekor. Setiap ekor dihargai sekitar Rp. 130,- dengan besar ikan yang merata.
Hallo Mang, kien iwake wis diitung ana 5780 iwak” ……………….???……………. “Oh, ya wis bli papa”.
Jreeeng,, Mamang yang di Indramayu gak mau nrima kalau jumlahnya hanya 5780 ekor. Dia meminta 10.000 ekor bibit guramih. Hahaha, kasian ini bapak dan anak, ternyata pesanan gagal dikirim. Akhirnya, ikan pun dikembalikan ke kolam tempat pembibitan lagi.
23012013005
“Hallo, pak ana stok iwak gurami bli, spira bae lah”. ……………. “Oh, ya wis ta tunggu nyampe ba’da dzuhur ya?”.
Alhamdulillah, hilang satu yang satu pun datang, ada pesanan lain. Bahkan si pemesan dari daerah dekat Palimanan. Selalu ada hikmah di balik kegagalan.
Perjuangan belum berakhir, ternyata masih ada bibit lain yang harus dipanen. Bibit ikan lele dumbo yang jumlahnya tak kalah banyak. Umur ikan lele tersebut juga sama, sekitar satu bulan lebih dengan ukuran yang hampir sama dengan bibit ikan gurami tadi. Namun, bibit ikan lele hanya dihargai sekitar Rp. 12,-. Tapi, tak menjadi soal. Karena jumlah bibit ikan lele jauuuuh lebih banyak dari ikan gurami.
Sniper, Bapaknya dan temannya mulai membuka penutup kolam di sisi utara kolam pertama. Dengan jaring berbentuk persegi panjang, mereka mulai menjaring bibit ikan lele di kolam lainnya.
23012013032
Cara menjaring ikan-ikan tersebut dilakukan dengan hati-hati agar tidak terlalu banyak ikan yang lolos. Terlebih dahulu, bagian pertama dipukul-pukul agar ikan berpindah ke bagian tengah kolam. Selanjutnya, kedua sisi kanan dan kiri jaring dirapatkan ke bagian pembatas samping, sedangkan yang di tengah merapat ke bagian dasar kolam. Dengan begitu tidak banyak ikan yang bisa lolos. Jaring terus diarahkan ke sisi lain. Sampai di tepi, secara bersamaan sisi-sisi jaring di angkat ke permukaan agar ikan dapat diambil dengan mudah.
23012013033
Horeeeee,,,,, hampir semua ikan dapat terjaring.
23012013018
Woow, ikannya banyak sekali seperti kecebong. Setelah itu, kumpulan ikan tersebut dibersihkan dari seresah daun yang berjatuhan serta kotoran-kotoran lainnya. Kemudian, ikan-ikan tersebut diseleksi berdasarkan besarnya ikan. Cara menyeleksinya pun cukup mudah karena menggunakan alat baskom yang dilubangi di banyak bagiannya. Tujuan penyeleksian ini adalah untuk memisahkan ikan yang memiliki pertumbuhan berat badan yang lebih pesat, istilahnya ikan bongsor. Karena ditakutkan, nantinya ikan bongsor tersebut akan memakan ikan-ikan lainnya. Ikan lele termasuk ikan kanibal yang dapat memakan sesamanya. Istilahnya jeruk makan jeruk.
23012013034
Proses selanjutnya adalah menghitung ikan. Wadauwh, bakal lama lagi nih aku harus menunggunya.
Tapi ternyata proses penghitungan untuk benih ikan lele tak seperti pada ikan gurami yang harus dihitung njlimet satu per satu. Melainkan dilakukan dengan metode sampling dengan menggunakan sampel representatif yaitu sampel yang dapat menggambarkan keseluruhan jumlah populasi. Ini dia metode sampling sederhana yang dilakukan. Terlebih dahulu diambil sampel ikan yang berukuran sama besar.
Terlebih dahulu diambil satu gelas ukur ikan, kemudian ikan-ikan tersebut dihitung jumlah keseluruhannya. Ternyata didapatkan sekitar 1000 ekor ikan setiap satu gelas ukur yang di peres.
23012013021
lagi ngitung cebong ya mas?

23012013023
Setelah itu plastik wadah ikan disiapkan yang terlebih dahulu dan diisi dengan komposisi air yang berbeda. Satu bagian air dari kolam asal pembenihan dan satu bagian lagi dari air bersih yang dialirkan dari pompa air. Komposisi air tersebut bertujuan agar ikan tidak stress dengan kondisi air yang mendadak berubah atau beradaptasi. Air tersebut juga diberi sedikit kapsul obat super tetra untuk menjaga daya tahan tubuh selama di perjalanan nanti.
23012013024
Wadah yang sudah disiapkan itu diisi dengan ikan beberapa takaran yang merata sesuai dengan pesanan. Rata-rata sebanyak 25 takaran sehingga berjumlah 25.000. Satu petak kolam didapatkan jumlah estimasi sebanyak 85.000 ekor ikan. Wow wow wow, bayangkan jika anda harus menghitung semua ikan tersebut satu per satu saya jamin, anda membutuhkan rokok dan kopi di samping anda selama proses penghitungan. Ngudud dulu ngudu dulu..... Pesanan yang akan kami bawa berjumlah 65.000 ekor yang dibagi menjadi 3 wadah secara merata.
Proses selanjutnya yaitu mengisi wadah dengan Oksigen murni yang dibeli dari pedagang oksigen. Wuiih, kereen oksigen aja bisa diperjual belikan. Oksigen murni diberikan untuk memenuhi kebutuhan respirasi ikan selama perjalanan tanpa harus khawatir ikan-ikan tersebut mati kehabisan oksigen. Idealnya dengan jumlah sekitar 21.000 ekor dan dengan ukuran wadah tersebut, ikan dapat bertahan selama maksimal 3 jam. Melebihi itu, ikan akan sakau karena kehabisan oksigen.
23012013029
Hahaha, bibirmu itu loh mas….
Siap berangkat?? Siap!! Akhirnya, setelah dua jam menunggu proses panen benih ikan lele ini kami dapat bersiap-siap untuk mengantarkan ikan ke Indramayu. Kami berboncengan menggunakan motor. Sedangkan ikan diletakkan di kedua sisi bodi motor dengan dimasukkan ke dalam karung dan yang satunya lagi di bagian depan pengemudi. Awalnya aku bingung, bagaimana aku bisa mbonceng kalau di kedua sisi motor nemplok karung gede? Eh, ternyata masih dapat dengan mudah aku duduk di atas jok belakang. Let’s go, Indramayu. Aku segera dapat menapakkan kak di tanahmu.

Seperti biasa, kami mengunakan jaket, helm, sepatu dan perlengkapan berkendara dengan aman andalan masing-masing. Aku dengan jaket hitam dan celana coklat yang tebal, sedangkan sahabatku ini. Waaah, seperti biasa malahan lebih gawat dari biasanya karena hanya menggunakan celanatraining dan sandal jepit. Ckckckck, dasar pengendara motor yang payah. Aku aja yang mbonceng, pakai pakaian super tertutup dan tebal, ini malah pakai pakaian super tipis. Jangan ditiru, dia memang pengendara motor yang payah.
Gruung, gruuung, gruuuuung…………. Khas motor butu si Sniper. Dengan kecepatan penuh dan tarikan kayak lemper yang baru dimasak. Motor yang payah dan orangnya yang payah. Ternyata motor yang kami tumpangi menderita slip kopling yang kronis. Hihihihihi, mau narik giamana maang kalau penghubung utama tenaga mesin dan roda aja slip akut. Eith, tunggu dulu slip kopling tak berarti tak dapat berlari. Ternyata dan ternyata, motor si dia balap juga. Bisa nyalip mobil-mobil gede khas jalanan Pantura. Wush wush wush, angin kencang menerpa motor kami. 10 menit pertama perjalanan, laaap!!! kami sudah disuguhi buntut truk bermuatan. Whahaha, pengemudi cengangas cengenges menikmati sang boncenger yang hampir mati bukan tabrakan, tapi mati jantungan. Beginilah nasib jadi pembonceng, walaupun biasanya naik motornya lebih gila dari sahabatku tapi kalau suruh bonceng sama aja deg-degannya.
Palimanan ke Indramayu berjarak sekitar 50 km. Kami melalui rute Arjawinangun > Gegesik > Jagapura dengan medan yang siap mengguncang isi perut. Hadeeh, ini jalan apa laut, bergelombang tak menentu seperti pengemudi motor ini. Sebentar-sebentar aku kira mau nyrempet pengguna jalan lainnya, tapi ternyataa gak jadi. :D Selama di perjalanan aku melihat banyak sekali hal baru yang pertama kalinya dalam hidupku. Salah satunya adalah warung sate biawak. Waduuh, biawak kok disate?
Setelah satu jam perjalanan, akhirnya kami sampai di Bunderan Mangga. Bunderan yang di bagian tengahnya terdapat tugu berbentuk mangga sebagai ciri khas kota Indramayu. Hasil bumi yang paling terkenal adalah Mangga, jenis mangga khas Indramayu sendiri disebut Mangga Cengkir oleh masyarakat setempat.
23012013040
Maklum gan, potonya sambil jalan.
Dari Bunderan Mangga kami mengambil arah kiri dari arah Cirebon. Setelah 10 menit perjalanan akhirnya kami sampai juga di desa Dukuh Krupuk. Desa tersebut memang tak salah jika dinamai DukuhKrupuk karena memang di desa ini lah terdapat sentra krupuk terbesar di Indonesia, bahkan kata sahabatku terbesar se Asia. Wooow, terbesar ya. Kalau ingat krupuk, pasti ingat terbang melayang ke angkasa.
“Assalamu’alaikum,,,, Mang Kaji kita nganter pesenan iwak’e ki”.
Proses penyalinan wadah ikan dilakukan dengan hati-hati. Campuran air tidak dapat semena-mena dengan air biasa. Air yang sebelumnya dipakai harus ikut dicampurkan. Sebaiknya, ikan tidak boleh terlalu lama di dalam wadah baskom atau ember. Hal ini untuk menghindari kekurangan oksigen karena ikan saling berdesak-desakan satu sama lainnya. Selain itu, air juga kembali ditambahkan obat, namun kali ini Mang Kaji menambahkan tetra cloor yaitu salah satu obat yang biasa diberikan ke ayam. 
Akhirnya, proses penyalinan pun selesai. Dan si Sniper dapat menerima bayaran ikan yang dikirimkan olehnya.
“Pan mendi maning kih, mumpung ning Indramayu?”… “Umaeh batur-batur be tah?”
Langsung balik be lah, maderan kita wis weruh Indramayu inih”,
“Ya wis, beneran ki langsung balik”.
“Oh ya, dolan umaeh Santi be yuk? Umaeh ning Glayem kan”  (Tawa mencurigakan).
Dengan segera kuambil handphoneku dan mengetik pesan.
“Santi,,, lagi dimana? Aku lagi di Indramayu nih. Boleh Main ya ke rumah santi?. (Dengan harapan ada di rumah).
Tapi ternyata, Santi sedang ada rapat University Day di almamaternya yaitu di SMA dimana dulu ia belajar, dan pulangnya nyampai sore. Waaah, gagal deh.
“Ya udah gak apa-apa, aku tunggu sampai sore di rumah kamu aja ya?” (Waah, keren emang kuat tah nunggu si doi selama 4 jam?).
Akhirnya, aku harus menipu Santi. Padahal aku langsung pulang tanpa mengirim pesan pembatalan. Terlalau
Selepas dari Dukuh Krupuk, kami langsung menuju arah Cirebon. Beberapa kilometer, kami mampir ke warung makan yang menyediakan sop iga. Asyik nih, dapat makanan gratisan. Pasalnya pasti aku digratis oleh si Sniper yang baru saja mendapat bayaran ikan lele. Kami berdua menikmati sop iga tersebut dengan antusias. Apalagi rasa kaldunya yang terasa sangat menggugah selera makan ditambah selama perjalanan rasa lapar menggerogoti perut kami. Sop iga yang nikmat. 
23012013042
Mangga dilanjutkan, saya sudah cukup kenyang. Hahaha…
Dengan rasa lapar yang telah hilang, kami melanjutkan perjalanan pulang. Alhasil, perut kenyang yang kami derita tambah menderita ketika si Sniper mengendarai motor dengan ugal-ugalan. Rasain looh, perut kenyang dibawa ngebut. Ya kayak gini jadinya, perut mules.
Wassalam………………….

Comments

Popular posts from this blog

Cara Membuat Alat Peraga Pernapasan

Alat peraga ini pernah saya buat ketika ada tugas Mata Kuliah Media Pembelajaran di semester V. Waktu itu saya mengerjakannya dengan sistem SKS (Sistem Kebut Semalem) karena di hari-hari sebelumnya, saya kesulitan menemukan contoh alat peraga yang dirasa mudah dibuat.  Itu artinya, anda dapat dengan mudah membuat alat peraga ini dengan cepat. Silahkan baca keterangan lebih lanjut untuk dapat mengetahui lebih detail Cara Membuat Alat Peraga Pernapasan. A. Fungsi dan Prinsip Kerja Alat Peraga Pernapasan Pengertian respirasi (pernafasan) adalah proses pengambilan gas oksigen dari lingkungan dan pengeluaran karbon dioksida dari dalam tubuh makhluk hidup. Bernafas merupakan salah satu ciri utama makhluk hidup. Proses pengambilan gas tersebut menggunakan cara yaitu pernapasan dengan rongga dada dan pernapasan perut. Proses pernapasan perut dapat digambarkan dengan menggunakan model pernapasan yang dapat dengan mudah kita buat sendiri. Alat dan bahan yang diperlukan juga sangat se

Praktikum Biologi

Praktikum oH prAktikUM Kalau aku ingat tentang Praktikum Biologi, pasti akan aku asosiasikan dengan setumpuk laporan-laporan yang terkadang membuat jengah sampai dengan SANGAT JENGAH. Saat pelaksanaan praktikum memang cukup menyenangkan bahkan aku cukup antusias. Karena dengan praktikum, aku merasa terbantu dalam memahami pokok bahasan dalam materi. Memang, aku akui jika di dalam kegiatan praktikum tak jarang aku sering merusak hasil percobaan-percobaan teman-teman se kelas. Pasalnya, aku selalu merasa penasaran. "Gimana yah kalo di campur ini, dicampur itu, kalo di gini'in, kalo di gituin". Terasa sangat mengasikkan. Kadang-kadang aja. Sebenarnya hal semacam itu sangat berbahaya dilakukan, mengingat di laboratorium ada banyak sekali bahan-bahan kimia yang aku sendiri tidak tahu sifat fisik maupun sifat kimianya. Seringkali kegiatan praktikum yang aku ikuti memberikan berbagai macam pengalaman baru.Terutama pada praktikum materi-materi mikro. Ada